Cerpen "Akulah tempat Sampah itu"


Karya : Resty Gessya Arianty

            Ada seorang gadis remaja yang mempunyai sikap aktif, ramah, rendah hati. Itulah perkataan oranglain kepadanya. Semua orang sealalu menyapanya atau memberikan senyuman kecil kepadanya ketika ia berpapasan dengan siapapun. Baik anak kecil, orangtua, teman sebaynya, ataupun musuh-musuhnya. Begitu pula dengan dirinya yang selalu menjawab atau membalas sapaan orang-orang itu.

            Hari demi hari ia habiskan di luar lingkungan keluarganya. Hampir setiap hari ia tak pernah sempat menyisihkan waktu untuk membantu kedua orangtuanya padahal hati kecilnya sudah berusaha untuk membagi waktu yang ia persembahkan untuk kedua orangtuanya itu. Gadis itu terkadang merenung meratapi kehidupannya yang dipandang sangat sibuk oleh oranglain. Berbagai kegiatan ia jalani dengan keceriaan. Akan tetapi, keceriaan itu terkadang hilang ketika ia meneteskan ai matanya.
            Suatu hari ia menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama. Dia duduk di kelas VII-7 . setiap tugas dia kerjakan dengan keceriaan. Guru-guru juga menyegani sikap aktif dari dalam dirinya. Tak pernah lupa ia memberikan senyuman kepada guru, kakak kelasnya baik yang ia kenal maupun tidak. Selama kegiatan belajar ia hiasi kegiatannya itu dengan canda tawa bersama teman-temannya. Namun terkadang ada satu hal yang membuat ia tak cukup betah duduk d ruang kelas itu, yaitu sikap stemannya yang terlalu centil dan super duper nakal. Walaupun dia pernah marah hingga menggemparkan satu kelas dan salah seorang guru tetap saja ia didekati oleh teman-temannya.
            Gadis ini direkrut oleh OSIS untuk ikut serta menjadi anggotanya. Ia menempati posisi sebagai anggota Seksi Bidang Bela bangsa dan Negara yang tugasnya  adalah kurang lebih merazia para siswa-siswi yang melanggar aturan. Menurut pendapat oranglain, posisi yang ia tempati memanglahpantas karena ia sendiri mempunyai sikap yang disiplin .
            Bulan demi bulan telah berlalu. Selama waktu itu ia jalani dengan kegiatan ekstrakulikuler dan aktif dalam OSIS. Memanglah berbagai masalah pun bermunculan jika menjadi anggota OSIS yang bertugas untuk mendisiplinkan para siswa. Masalah pun satu per satu ia dapatkan. Namun masalah itu cepat terselesaikan dengan bantuan saudaranya yang kebetulan mantan SekBid tersebut.
            Kini anak remaja itu menduduki posisi tingkat kedua di SMP. Dia duduk di kelas VIII-2. Alangkah menciut wajah gadis itu ketika ia mengetahui bahwa teman-temannya itu adalah anak-anak yang sejak kelas VII nya adalah anak-anak yang bisa tercap sebagai anak yang bandel. Akan tetapi, hal itu tak ia hiraukan. Dia menjalaniya  dengan senang-senang saja seperti layaknya kelas VII dulu.
            Masa pergantian OSIS lama kini tlah tiba. Pemilihan itu pun diadakan kembali. Ternyata yang menjadi ketua OSIS masa bakti di tahun ini adalah sahabatnya nya sendiri. Sebut saja Madok. Itulah panggilan untuk sahabatnya itu. Madok dan dirinya sudah bersahabat sejak kelas VII. Tiap harinya ia habiskan berdua dengan tawa riang, suka duka, dan jalan-jalan di lingkungan sekolah yang sudah menjadi makanan wajib bagi dirinya.
            Pemilihan angota-angota SekBid juga telah dilakukan. Oh, sungguh malang nasib gadis remaja itu. Ternyata ia menempati posisi yang sama lagi. Wajahnya menciut terlihat ada sedikit kekecewaan diwajahnya. Namun, hal itu ia pendam dan jarang ia tampakkan kepada sahabat-sahabatnya. Akhirnya ia menerima tugas itu. Karena kini ia sudah kelas VII dimana pada masa itu jalan pikiran mulai bekerja ia pun memikirkan suatu rencana untuk menggeledah anak-anak di SMP tersebut. Mental sudah ia persiapkan matang-matang. Dia sudah tidak tahan dengan sikap siswa-siswi yang menyeleweng pada aturan. Dia hamper habis kesabaarn. Namun aahhhhh, ia cukup bisa menganggukkan kepalanya ketika planning itu ditolak. Dikemudian hari , akhirnya planning itu terlaksanakan. Tugas utamanya pun kembali dimulai dengan ikut serta dalam acara Razia di SMP tersebut. Dia bergabung untuk menggeledah area kelas VII. Penggeledahan itu dimulai ketika upacara bendera pada hari Senin berlangsung. Tangan yang cekatan dan konsentrasi penuhnya itu sangatlah focus. Tak perlu memakan waktu banyak baginya dalam melakukan hal itu. Satu persatu kelas VII telah selesai ia geledah bersama anggota OSIS yang lainnya. Berbagai barang yang seharusnya tidak dibawa oleh para murid didapatkan oleh anggota sekbid mereka. Semua barang pun terkumpulakan, mulai dari HP,kosmetik, kaset porno, dsb.
            Waaww.. meledaklah berbagai ocehan, sindiran bagi gadis remaja itu. Kemarahan teman-temanya dilampiaskan kepada dirinya, padahal yang menggeledah bukan dirinya saaj. Namun tetap saja yang menjadi sasaran disetiap usal Razia adaalh gadis remaja itu. Gadis itu menangis dan meminta bantuan kepada rekan-rekannya yang lain. Akan tetapi, usahanya itu sia-sia belaka. Rekan-rekannya yang lain kebanyakan mengucapkan “SABAR”. Oke mungkin sabar bisa dibilang siapa saja tapi ada satu hal yang perlu kita ingat bahwa kesabaarn seseorang ada batasnya dimana dia mulai menumpahkan kekesalannya itu. Madok sahabatnya juga tak bisa membantu banyak karena usahanya meredakan ocehan itu tak berhasil.
            Kesalahan-kesalahn yang dilakukan oleh para siswa itu kadang terbilang seperti sampah yang didaur ulang. Berbagai jenis kesalahan , kemarahan, kebencian terkadang orang-orang lampiaskan kepada orang yang menurut mereka pantas untuk ditimpahi semua itu. Namun terkadang mereka menghiraukan kejadian itu dan kembali memunguti berbagai sampah itu dari tempatnya dan digunakannya seapik mungkin. Tempat sampah itu kembali bersih, namun ketika sampah-sampah itu sudah tak berguna lagi, maka lekas mereka lempar kembali pada tempat sampah itu. Akhirnya semua kotoran pun ditampung dalam Tempat Sampah itu dan membuat Lingkungannya kembali segar. Sampah-sampah itu pun dibuang ke tempat yang seharusnya dan tempat sampah itu terisi lagi oleh berbagai kotoran yang beraneka ragam lagi. Begitulah seterusnya tiada henti.
            Kotoran dan Tong sampah itu sama persisnya dengan tindakan para siswa yang melanggar dengan orang-orang yang bertindak menegakkan kedisiplinan seperti perjuangan OSIS dan Anggotanya, salahsatu diantaranya adalah gadis remaja itu yang selama kurang lebih 3 tahun dari pertama masuk SMP hingga tamat  ia menjadi tongsampah yang menampung segala amarah teman-temannya. Begitu pula dengan Madok sahabatnya yang menjadi seorang Petugas kebersihan diaman ia membantu membersihkan kotoran (kesedihan, hinaan) dari tempat sampah (gadis remaja) tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
KRONOLOGI Tukang NgeCat © 2012 | Designed by Meingames and Bubble shooter